Teknik Proyeksi Bisnis
Nama :
Arinda Saputri
Npm/Kelas : 21216075/1EB02
Tugas
: Pengantar Bisnis
Jurusan
Akuntansi
Universitas Gunadarma
Kegiatan manusia senantiasa diarahkan pada kondisi pada waktu yang akan datang, yang kebenarannya tidak dapat diketahui secara pasti. Hal yang sama juga terjadi pada kegiatan bisnis. Orang bisnis melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatau pada waktu yang akan datang serta memperhitungkan kondisi yang mungkin terjadi pada waktu itu.
Kondisi pada waktu yang akan datang tidaklah dapat
diperkirakan seara pasti sehingga orang bisnis mau tidak mau mesti bekerja
dengan berorientasi pada kondisi pada waktu yang akan datang yang tidak pasti.
Dimana sering terjadi senjang waktu (time leg) antara kesadaran
akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya
waktu senjang (time leg) ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan
peramalan, jika waktu tenggang ini panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung
pada faktor – faktor yang dapat diketahui, maka perencanaan dapat memegang
peranan penting. Dalam situasi ini diperlukan suatu peramalan yang menggunakan
teknik – teknik tertentu yang biasa disebut teknik peramalan bisnis.Maka dari itu kami akan membuat membuat penulisan mengenai teknik peramalan bisnis mengenai beberapa hal, yaitu:
1. Arti penting
peramalan bisnis.
2. Keterbatasan
peramalan.
3. Jenis – jenis
peramalan.
4. Langkah –
langkah peramalan bisnis.
5. Tahapan
peramalan bisnis.
6. Pengendalian
proses bisnis.
- Arti Penting Peramalan Bisnis
Kegiatan bisnis selalu diarahkan ke masa depan,
sementara masa depan sulit dipastikan situasi dan kondisinya. Masa depan memang
penuh tanda tanya dan sulit diperkirakan seperti apa jadinya. Namun bisnis
selalu diarahkan ke masa depan, dimana masa depan ini menyangkut masa depan
perusahaan, apakah perusahaan masih dapat eksis atau tidak?. Atau masih dapat
menjual dan menghasilkan laba lagi atau tidak?. Itulah sebagian pertanyaan
menyangkut masa depan.
Maka dari itu diperlukan suatu metoda – metoda dimana
kita bisa meramalkan atau memperkirakan mengenai masa depan. Dalam hal ini
meramalkan secara historis, dengan menggunakan data – data historis yang ada
karena biasanya tidak pernah jauh berbeda.
2. Keterbatasan
Peramalan Bisnis
Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk
menemukan hubungan, kecendrungan, dan pola yang sistematis. Maka dari itu
keterbatasan peramalan bisnis adalah disaat pola atau hubungan tersebut tidak
dijumpai.
- Jenis – Jenis Peramalan
Jenis peramalan dapat dibedakan berdasarkan jangka
waktu, ruang lingkup, dan metoda yang digunakan. Berdasarkan jangka waktunya,
peramalan dibedakan menjadi peramalan jangka panjang dan jangka pendek.
Peramalan jangka panjang dilakukan oleh para pimpinanan puncak suatu perusahaan
dan bersifat umum. Peramalan bersifat jangka pendek biasanya dilakukan oleh
para pimpinan pada tingkat menengah dan bawah dan lebih bersifat operasional.
Berdasarkan ruang lingkupnya, peramalan dibedakan
menjadi peramalan mikro dan makro, contohnya adalah peramalan kondisi
perekonomian dalam lima tahun yang akan datang (sebagai mikro) dan peramalan
kondisi perusahaan dalam lima tahun yang akan datang (sebagai makro). Perlu
diketahui juga bahwa batasan mengenai mikro dan makro itu adalah relatif.
Berdasarkan metoda peramalan yang digunakan, peramalan
dibagi menjadi metoda kualitatif dan metoda metoda kuantitatif. Metoda
kualitatif lebih didasarkan pada intuisi dan penilaian orang yang melakukan
peramalan daripada pemanipulasian data historis yang tersedia. Dimana peramalan
kuantitatif dapat dilakukan bila teradapat tiga kondisi berikut:
- Tersedia data historis
- Informasikan tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik
- Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang.
Beberapa metoda yang
digunakan dalam metoda kuantitatif adalah sebagai berikut:
1. Metode smoothing. Metode ini digunakan untuk jangka pendek, fungsi dari
metode ini adalah untuk mengurangi ketidak teraturan musiman, sehingga
mempunyai syarat minimal harus tersedia data dua tahun yang lalu, penggunaan
metode ini misalnya untuk perencanaan dan pengendalian produksi dan persedian,
serta perencanaan keuntungan.
2. Metode box – jenkins.Hampir sama dengan metode smothing, tetapi caranya
lebih kompleks, sehingga lebih sulit oleh karena itu metode ini lebih sering
dipakai oleh para penaksir.
3. Metode proyeksi trend dengan regresi.Untuk melakukan peramalan dalam jangka
pendek maupun jangka panjang, sehingga data minimal yang dibutuhkan untuk
menyusun peramalan dengan metode ini sekurang kurangnya lima tahun terakhir,
metode ini biasanya di gunakan untuk ekspansi, atau investasi sebuah
perusahaan.
4. Metode Sebab Akibat ( Causal Methods / Korelasi ).
5. Metode regresi dan korelasi.
6. Model ekonometri
7. Model input output atau lebih dikenal sebagai sederhana dua berganda.
4. Langkah
– Langkah Peramalan Bisnis
a. Mengumpulkan data historis
b. Menyeleksi dan memilih data
c. Memilih model peramalan
d. Menggunakan model peramalan
5. Tahapan
Peramalan Bisnis
Menurut Lerbing dan
Aritonang (2009:1) pengunaan teknik peramalan diawal dengan pengeksplorasian
kondisi pada waktu – waktu yang lalu guna mengembangkan model yang sesuai
dengan pola data. Selanjutlan model itu digunakan untuk meramalkan kondisi
waktu – waktu yang akan datang.
6. Pengendalian
Proses Peramalan
Peramalan adalah suatu
usaha untuk meramalkan keadaan dimasa mendatang melalui pengujian dimasa lalu.
Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa – peristiwa di waktu yang akan
datang atas dasar pola – pola di waktu yang lalu dan penggunaan kebijakan,
sedangkan proyeksi fungsi mekanikal. Proses peramalan biasanya terdiri dari
langkah – langkah sebagai berikut :
1. Penentuan
tujuan
Langkah pertama terdiri atas penentuan
macam estimasi yang diingkinkan. Sebaliknya, tujuan tergantung kepada kebutuhan
– kebutuhan informasi para manajer. Analisis membicarakan dengan para pembuat
keputusan untuk mengetahui apa kebutuhan – kebutuhan mereka, dan menentukan :
a. Variabel
apa yang akan di estimasi.
b. Siapa
yang akan menggunakan hasil peramalan.
c. Untuk
tujuan – tujuan apa hasil peramalan digunakan.
d. Estimasi
jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan.
e. Derajat
ketepatan estimasi yang diinginkan.
2. Pengembangan
model
Setelah tujuan ditetapkan, langkah
berikutnya adalah pengembangan suatu model yang merupakan penyajian secara
lebih sederhana sistem yang dipelajari. Dalam peramalan, model adalah suatu
kerangka analitik yang bila dimasukan data masukan menghasilkan estimasi
penjualan di waktu yang akan datang ( atau variabel apa saja yang di ramal ).
Analisis hendaknya memilih suatu model yang menggambarkan secara realistis perilaku
variabel – variabel yang dipertimbangkan.
3. Pengujian
model
Sebelum diterapkan , model biasanya
diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas dan realibilitas yang
diharapkan. Ini sering mencakup penerapannya pada data historik dan penyiapan
estimasi untuk tahun – tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai
suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataan
( aktual ). Dengan kata lain, pengujian model bermaksud untuk mengetahui
validitas atau kemampuan prediktof secara logic suatu model.
4. Penerapan
model
Setelah pengujian, analisis menerapkan
model dalam tahap ini, data historic dimasukan dalam model untuk menghasilkan
suatu ramalan.
5. Revisi
dan evaluasi
Ramalan – ramalan yang telah dibuat
harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu
dilakukan karena adanya perubahan – perubahan dalam perusahaan atau lingkungan
nya, seperti tingkat harga produk perusahaan karakteristik – karakteristik
produk, pengeluaran – pengeluaran pengiklanan, tingkat pengeluaran pemerintah,
kebijakan moneter dan kemajuan teknologi.
6. 6. Evaluasi,
dilain pihak merupakan pembanding ramalan – ramalan dengan hasil – hasil nyata
untuk menilai ketepatan penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan.
Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi – estimasi di waktu yang
akan datang.
PERAN PERAMALAN
Manfaat
suatu peramalan bagi perusahaan :
1. Menambah kemampuan perusahaan untuk
mengadakan pengawasan informasi kegiatan – kegiatan tertentu atau memperbaiki
proses pemberian laporan.
2. Memungkinkan timbulnya team work
diantara pimpinan.
3. Memungkinkan di buatnya jadwal – jadwal
pembelian, produksi, budget penjualan dan budget alokasi pengeluaran sehingga
di peroleh pedoman dasar bekerja yang relatif lebih tepat.
Pengertian
Perencanaan Strategis
Perencanaan
strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,
memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya
dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai
kemungkinan keadaan lingkungan.
Ada 3 ( tiga ) alasan yang menunjukkan
pentingnya Perencanaan Strategis :
1. Perencanaan
strategic memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentukbentuk perencanaan
lainnya yang harus di ambil.
2. Pemahaman
terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk
perencaaan lainnya.
3. Pemahaman
terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk
perencaaan lainnya.
Dengan adanya perencanaan strategis ini
maka konsepsi perusahaan menjadi jelas sehingga akan memudahkan dalam
memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan dapat mengarahkan
sumber-sumber organisasi secara efektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa
perencanaan strategi dapat menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan,
hal ini disebabkan karena:
1. Perencanaan
strategi merupakan tipe perencanaan yang terpenting
2. Melakukan
perencanaan strategi berarti menetapkan misi organisasi secara jelas
3. Perencanaan
strategi memungkinkan manajer mempersiapkan diri terhadap kemungkinan
terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya
Forecast penjualan memengaruhi, bahkan
menentukan keputusan dan kebijaksanaan yang diambil, misalnya:
1. Kebijaksanaan
dalam perencanaan produksi
2. Kebijaksanaan
persediaan barang jadi Kebijaksanaan penggunaan mesin-mesin
3. Kebijaksanaan
tentang investasi dalam aktiva tetap
4. Rencana
pembelian bahan mentah dan bahan pembantu
5. Rencana
aliran kas
VARIABEL, DATA
Variabel berasal dari kata “vary”
dan “able” yang berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi, secara harfiah variabel
berarti dapat berubah, sehingga setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai
itu berubah-ubah. Nilai tersebut bisa kuntitatif (terukur dan atau terhitung,
dapat dinyatakan dengan angka) juga bisa kualitatif (jumlah dan derajat
atributnya yang dinyatakan dengan nilai mutu).
Variabel merupakan element penting
dalam masalah penelitian. Dalam statistik, variabel didefinisikan sebagai
konsep, kualitas, karakteristik, atribut, atau sifat-sifat dari suatu objek
(orang, benda, tempat, dll) yang nilainya berbeda-beda antara satu objek dengan
objek lainnya dan sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Karakteristik adalah ciri tertentu
pada obyek yang kita teliti, yang dapat membedakan objek tersebut dari objek
lainnya, sedangkan objek yang karakteristiknya sedang kita amati dinamakan
satuan pengamatan dan angka atau ketegori (nilai mutu) tertentu dari suatu
objek yang kita amati dinamakan variate (nilai).
Kumpulan nilai yang diperoleh dari hasil
pengukuran atau penghitungan suatu variabel dinamakan dengan data.
Karakteristik yang dimiliki suatu
pengamatan keadaannya berbeda-beda (berubah-ubah) atau memiliki gejala yang
bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu satuan pengamatan lainnya, atau,
untuk satuan pengamatan yang sama, karakteristiknya berubah menurut waktu atau
tempat. Apabila karakteristik setiap satuan pengamatan semuanya sama, tidak
beragam, maka bukan lagi merupakan variabel, melainkan konstanta.
Apabila Anda sedang mempelajari
sekelompok anak-anak, anak-anak di sana baru sebuah konsep, bukan
variabel. Apabila Anda tertarik untuk mengukur tinggi badannya, berat,
usia, menentukan jenis kelamin, dan sebagainya, berarti Anda sudah
berbicara tentang variabel, karena nilainya bisa beragam dari anak ke anak.
Untuk kepentingan penelitian, sebuah konsep bisa diubah menjadi satu atau
beberapa variabel.
Misalnya saja tentang konsep anak-anak
tadi, di antara sekian karakteristik yang bisa diukur, Anda lebih tertarik
untuk menimbang beratnya, maka:
·
Konsep: adalah properti/karakteristik dari Anak-anak
·
Karakteristik: karakteristik yang sedang Anda amati adalah berat anak.
·
Variabel: karena berat setiap anak bisa bervariasi, maka berat merupakan
variabel.
·
Satuan pengamatan: satuan pengamatannya adalah masing-masing Anak (setiap
individu), dan
·
Nilai (variate/data): berat yang terukur dari setiap anak dinamakan variate
(nilai).
Contoh kasus lain misalnya, jika Anda
sedang mempelajari sekelompok tanaman tomat (konsep), variabel-variabel berikut
mungkin menjadi pertimbangan Anda: tinggi, lebar, jumlah daun, dan jumlah buah,
dan berat tomat. Contoh variabel lainnya adalah warna mata, IQ,
tingkat pendidikan, status sosial, metode mengajar, jenis pupuk, jenis
varietas, jenis obat, semuanya adalah variabel karena karakteristiknya
berbeda-beda.
Karakteristik dari suatu variabel harus
beragam atau berubah-ubah. Sebaliknya, jika karakteristik semuanya sama, maka
satuan pengamatan tersebut bukan lagi variabel, melainkan konstanta. Konstanta
adalah angka tertentu yang nilainya selalu tetap pada semua kondisi, misalnya
kecepatan cahaya, gaya gravitasi, dsb. Namun demikian, suatu variabel bisa
saja menjadi konstanta apabila nilainya di buat sama. Misalnya, jenis kelamin
adalah variabel, namun apabila satuan pengamatan yang kita amati hanya dibatasi
pada jenis kelamin perempuan saja, maka jenis kelamin berubah menjadi
konstanta, karena nilainya sama pada semua kondisi.
B. Macam-macam Variabel
1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik)
yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2)
Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
1)
Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai,
Yudit tidak pandai.
2)
Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3)
Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri
80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel
yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh :
kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel
yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator.
Merupakan variabel
yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
6. Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel
yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang
dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau
diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan
Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
7. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel
yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.
Data adalah kumpulan informasi yang
diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat.
Menurut Webster New World Dictionary, pengertian
data adalah things known or assumed, yang
berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya
yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan atau persoalan.
Data bisa juga didefinisikan sebagai
sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (obsevasi) suatu
objek.
Data yang baik adalah data yang bisa
dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakup
ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah
secara menyeluruh merupakan data relevan.
Jenis-jenis data dapat dibagi
berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara memperolehnya, dan waktu pengumpulannya.
Menurut sifatnya, jenis-jenis data
yaitu:
·
Data Kualitatif: data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk
angka, misalnya: Kuesioner Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan
sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
·
Data Kuantitatif: data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka,
misalnya: harga saham, besarnya pendapatan, dll.
Jenis-jenis data menurut sumbernya,
antara lain:
·
Data Internal: data intenal adalah data dari dalam suatu organisasi
yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya: suatu perusahaan,
jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah produksinya, dll.
·
Data Eksternal: data eksternal adalah data dari luar suatu organisasi
yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja
suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan
suatu perusahaan.
Jenis-jenis data menurut cara
memperolehnya, antara lain:
·
Data Primer (primary data): data primer adalah data yang dikumpulkan
sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang
diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa
interview, observasi.
·
Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang
diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang
diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa
data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
Jenis-jenis data menurut waktu
pengumpulannya, antara lain:
·
Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu
tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada
waktu tersebut. Misalnya; data penelitian yang menggunakan kuesioner.
·
Data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari
waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama
periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan
pokok penduduk.
Ada 4 tingkat skala pengukuran yang
digunakan meliputi nominal, ordinal, interval dan rasio. Penjelasan
masing-masing skala tersebut diuraikan sebagai berikut :
- · Skala nominal
Skala nominal adalah skala yang
memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok
tertentu (Sekaran, 2006). Misalnya data jenis kelamin yang terbagi dua kelompok
laki-laki dan wanita.
- · Skala Ordinal
Data ordinal adalah data yang tidak
hanya mengkategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di antara
berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya dalam beberapa cara (Sekaran,
2006).Skala ordinal sederhana adalah rangking. Ketika peneliti pasar meminta
Anda untuk menentukan peringkat 5 jenis sepeda motor dari paling anda sukai s/d
tidak anda sukai.
- · Skala Interval
Adalah skala interval adalah skala yang
sama seperti nominal dan ordinal namun mempunyai karakteristik tetap dan dapat
dinotasikan dalam fungsi matematika. Skala interval menurut Sekaran (2006)
menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan tiap variabel.
- · Skala ratio
Skala rasio adalah skala yang memiliki
nilai dasar, dan memiliki titik o absolute. Skala ini merupakan skala tertinggi
dari tiga skala sebelumnya. Contoh skala rasio adalah usia, jumlah penjualan,
penghasilan, laba dan sebagainya.
Daftar Pustaka : http://adesuprianto98.blogspot.co.id/2015/04/teknik-proyeksi-bisnis.html

Tidak ada komentar:
Posting Komentar